Stop kebiasaan buruk mengelola keuangan

Stop Kebiasaan Buruk Mengelola Keuangan 

Kebiasaan buruk mengelola keuangan

Disaat pandemi saat ini banyak sekali perusahaan besar maupun menengah yang terkena imbasnya, banyak yang bangkrut serta karyawan banyak di PHK dini, dikarenakan tidak mampu lagi membayar Gaji mereka. Perputaran perdagangan semakin kacau yang menyebabkan perusahaan mengalami kerugian besar.

Pembatasan aktivitas masyarakat berpengaruh pada aktivitas bisnis yang kemudian berimbas pada perekonomian.  Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Agustus ini menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 minus 5,32 persen. Sebelumnya, pada kuartal I 2020, BPS melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh sebesar 2,97 persen, turun jauh dari pertumbuhan sebesar 5,02 persen pada periode yang sama 2019 lalu. ( kompas.com)

Aturlah Keuangan Dalam Kondisi Saat Ini 

Cobalah amati cara dan kebiasaan Anda dalam mengelola uang. Jika hingga saat ini kondisi keuangan pribadi masih karut-marut, tak bisa menikmati penghasilan rutin bulanan karena pas-pasan bahkan defisit setiap akhir bulan, saatnya instrospeksi diri. Cepat cari tahu penyebab kondisi keuangan Anda yang masih berantakan itu. Kebiasaan buruk dalam pengelolaan keuangan juga berdampak buruk terhadap investasi Anda. Kebiasaan buruk itu tentu akan membahayakan tata kelola investasi Anda baik di sektor saham, reksa dana, deposito, emas maupun instrumen investasi lainnya.  Perencana keuangan independen dari QM Financial Ligwina Hananto mengatakan pada saat budaya konsumerisme yang tinggi dan hampir semua harga kebutuhan merangkak naik, punya uang banyak kalau tidak bisa mengaturnya pasti akan terbuang percuma, apalagi bagi mereka yang hanya memiliki sedikit uang. 

Bagi pemakaian kartu kredit, yang paling penting adalah harus lunas pada saat jatuh tempo. Jangan pernah berkompromi dan jangan terkecoh pada minimum payment yang mereka tawarkan. Melakukan perencanaan (budgeting) adalah hal yang terbaik agar tahu dan jelas tujuan aliran uang yang dimiliki.Jangan sampai tergoda untuk melakukan hal di luar rencana. Yang paling susah biasanya menentukan tujuan itu, terutama bagi perempuan yang belum menikah. 

Kebiasaan Buruk Mengelola Keuangan 

Perlu kita sadari dan jauhi beberapa kebiasaan buruk yang mungkin bisa menghancurkan perekonomian kita dan keluarga, diantaranya sebagai berikut : 

  • Hidup dari Gaji ke Gaji. Generasi muda saat ini perlu perencanaan keuangan untuk punya sumber pemasukan lain selain gaji bulanan, seperti bisnis sampingan atau investasi yang memberikan passive income.
  • Menggabungkan Rekening Tabungan dengan Rekening Sehari-hari. Jika ingin disiplin mengumpulkan uang, sebaiknya pisahkan rekening untuk kebutuhan transaksi sehari-hari dengan rekening tabungan. Selain itu, buat rencana pengeluaran dan sisihkan dulu pemasukan Sobat di awal untuk ditabung, baru gunakan untuk belanja sesuai kebutuhan. Biasakan untuk melakukan manajemen keuangan sehari-hari dan review transaksi keuangan secara rutin untuk menghindari aktivitas keuangan kamu yang tidak terkontrol.
  • Belanja Impulsif Menggunakan Kartu Kredit. Hindari berbelanja impulsif dengan kartu kredit jika Sobat tidak bisa membayar jumlah tagihan tepat waktu, karena bunga yang harus dibayarkan tiap bulan atas penggunaan kartu kredit dapat membahayakan kehidupan finansial. Sobat berpotensi terjebak utang yang tak ada habisnya jika sudah 'ketagihan' menggunakan produk ini secara tak terkendali.
  • Berpikir Kalau Nabung Sama Seperti Investasi. Sebuah riset menyatakan kalau 79% generasi muda Indonesia menyisihkan penghasilan mereka untuk ditabung. Mereka menganggap kalau menabung sama seperti investasi. Menabung adalah kegiatan menyisihkan uang untuk disimpan sebagai cadangan saat terdapat keperluan mendadak, yang biasanya disimpan dalam rekening bank dengan imbal hasil sangat kecil. Sedangkan, investasi adalah strategi finansial jangka panjang dengan mengembangkan uang pada instrumen investasi yang memberikan keuntungan/ imbal hasil  yang lebih besar di masa depan.
  • Tidak Punya Dana Darurat. Pernah kan Sobat mengalami kejadian yang membuat kamu harus mengeluarkan uang di luar rencana? Contoh kendaraan rusak, laptop tiba-tiba mati atau kamu sakit? Kalau kamu nggak punya dana darurat, siap-siap deh untuk mengalami kesulitan finansial. Selain tabungan dan investasi, penting untuk punya dana darurat. Dana darurat adalah simpanan yang memiliki likuiditas tinggi (tabungan) untuk mengatasi biaya yang tidak terduga seperti jatuhnya penghasilan akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) atau pemotongan penghasilan seperti di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Dana yang perlu disiapkan minimal sebesar 6 bulan pengeluaran kamu, ya. Coba cek dana darurat kamu sekarang!
  • Tidak Mencatat Pengeluaran Kecil. Kebanyakan orang hanya mengawasi pengeluaran rutin seperti membayar tagihan listrik, cicilan kartu kredit, belanja bulanan dll. Namun, banyak yang tidak mengawasi pengeluaran kecil seperti parkir, jajan, uang tol dll. Jika sobat Sikapi pernah membayar tagihan bulanan tidak tepat waktu atau menunggak, bisa membuat keuangan kamu menjadi tidak sehat. Padahal, pengeluaran inilah yang sering kali menjadi penyebab pemborosan. Ada baiknya, kamu mencatat segala pengeluaran untuk membantu kamu mengontrol keuangan. Saat ini sudah tersedia aplikasi pencatat pengeluaran yang bisa kamu unduh secara gratis.
Itulah beberapa tips dan jauhi perilaku buruk dalam mengelola keuangan, mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk kita semua, khususnya saat ini kita menghadapi Pandemi yang berdampak keberbagai sektor khususnya masalah perekonomian. 

Post a Comment

Previous Post Next Post